Ilustrasi.

Ini Lho Cara Mencegah Serangan Jantung  

Posted on 2020-02-22 16:10:59 dibaca 5317 kali

JAMBIUPDATE.CO, LUBUKLINGGAU – Kepergian suami aktris Bunga Citra Lestari (BCL), Ashraf Sinclair, Selasa (18/2) pukul 04.00 WIB cukup mengejutkan publik. Aktor asal Negeri Jiran, Malaysia itu meninggal pada usia 40 tahun karena serangan jantung.

Untuk mencegah serangan jantung, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr Novi Yanti Sari, Sp.JP membagikan beberapa tips. Antara lain, terapkan pola hidup sehat dengan makan-makanan bergizi, berolahraga teratur, tidak merokok, tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Salah satunya pemeriksaan jantung dengan Elektrokardiogram (EKG) dan Treadmill Stress Test.

“Ini penting dilakukan untuk mengetahui bahwa kondisi jantung pasien tersebut aman atau tidak. Bisa juga untuk mengetahui aman atau tidak untuk berolahraga,” tutur Dokter yang tugas di Rumah Sakit Siti Aisyah (RSSA) dan RS Siloam Silampari.

Dengan periksa EKG, bisa mengecek jika ada kelainan irama jantung atau penyempitan jantung.

“Khusus EKG tidak wajib dilakukan pada berapa karena EKG bisa untuk diagnostik (menegakkan diagnosa penyakit atau mencari penyebab penyakit), atau screening,” jelasnya.

Sementara screening dilakukan saat Medical Check Up (MCU). Bisa dilakukan pada usia kapanpun. Lebih dianjurkan saat usia diatas 30 tahun.

Menurutnya, penyakit jantung dapat menimpa siapa saja. Misal, kata dr Novi, untuk penyakit jantung bawaan bisa saja diderita mulai bayi di dalam kandungan ibu.

Sedangkan kalau penyakit jantung koroner, umumnya risikonya meningkat pada usia 40 tahun ke atas apabila laki-laki, dan 50 tahun ke atas apabila wanita.

“Karena penyakit jantung bukan hanya satu jenis,” terangnya.

Serangan jantung yang rawan terjadi disebut jantung koroner. Gejalanya nyeri dada kiri seperti tertindih/tertekan, dapat menjalar ke lengan kiri atau rahang, dapat disertai sesak nafas, dan keringat dingin.

Jika seseorang tiba-tiba mengalami serangan jantung, hal pertama yang perlu dilakukan adalah pasien harus duduk beristirahat dan berusaha tetap tenang. Ia dapat duduk di kursi, di lantai, atau bersandar pada dinding. Duduk di lantai membuat mereka lebih tidak berisiko mengalami cedera jika pingsan, longgarkan semua pakaian dan segera hubungi UGD atau rumah sakit terdekat.

Jika merasa panik, panggil bantuan terdekat. Tetapi jangan sekali-sekali meninggalkan pasien sendirian. Jangan menunggu hingga gejala berlalu untuk memanggil bantuan. Juga jangan membujuk pasien untuk menganggap bahwa gejalanya adalah hal biasa.

Berbeda lagi dengan gangguan irama jantung, biasanya keluhannya adalah berdebar atau lemas. Penyakit ini juga bisa mengancam, terutama saat kolesterol naik.

Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah bisa mengakibatkan timbulnya plak atherosclerosis yang lebih dini (di usia muda), sehingga apabila plak menumpuk, sewaktu-waktu dapat pecah dan membentuk gumpalan darah yang menghalangi darah ke jantung sehingga memicu serangan jantung. Akibatnya, jantung tak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dan menyebabkan disfungsi organ hingga kematian.

Menurut dr Novi, serangan jantung pada usia muda juga bisa terjadi pada orang yang sering berolahraga. Oleh karena itu, selain olahraga dan makan makanan yang sehat, periksa kesehatan tetap yang utama.

Dengan periksa kesehatan, akan diketahui apakah kita berisiko mengalami serangan jantung atau tidak.

Berdasar pengalaman, kata dr Novi, ada orang yang secara genetik, biarpun rajin berolahraga dan makan sehat, tubuhnya tetap membentuk kolesterol yang tinggi di dalam darah. Sehingga pemeriksaan kesehatan sangat penting,

Faktor lain yang sering mengakibatkan kematian akibat jantung secara mendadak adalah gangguan irama jantung.

Kondisi kelainan irama jantung juga dapat berbahaya bagi orang yang sering berolahraga karena juga dapat memicu serangan jantung. Kondisi ini sering kali tidak disadari dan butuh pemeriksaan menggunakan EKG atau Treadmill stress test di rumah sakit.

Kelainan irama jantung ini juga berbahaya bagi yang suka olahraga. Bisa saat maraton atau berenang tiba-tiba mengalami serangan dan meninggal.

Jadi olahraga yang aman buat penderita penyakit jantung tergantung dari separah apa penyakitnya kalau penyempitan jantungnya berat malah tidak boleh olahraga sama sekali.

“Biasanya kita tentukan sesuai hasil pemeriksaan treadmill stress test. Sampai sejauh dan seberat apa intensitas olahraganya,” jelas dia.

Soal pengobatan, jika kasusnya penyempitan jantung maka penting dilakukan pemasangan stent atau ring jantung, atau operasi bypass.

Sementara kalau gangguan irama jantung pengobatannya dengan medikamentosa atau obat-obatan dan ablasi jantung.

Sedangkan kalau penyakit jantung bawaan, maka obatnya operasi.

Direktur RS Dr Sobirin, H dr RM Nawawi melalui Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medis, Sumiati menambahkan sepanjang tahun 2019 ada 370 pasien jantung yang dirawat jalan. Dari jumlah itu, didominasi pasien laki-laki berjumlah 229 orang. Sementara untuk pasien rawat inap ada 146 pria dan 108 perempuan.(adi)

Sumber: www.pojoksatu.id
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com